Bagi sebagian orang yang memiliki hobi merawat tanaman yang mungil alias bonsai tentunya memiliki kepuasan batin tersendiri apabila tanaman tersebut menunjukan penampilannya yang prima, dan kita pun tentunya akan merasa betah merawatnya. Ada beberapa tanaman yang biasa dijadikan bonsai seperti cemara udang, karet korea, kianti, rhododendron, soka, kemuning dan tanaman hias lainnya. Namun kali ini saya akan berbagi info tentang pembuatan bonsai dari jenis tanaman buah yaitu dari buah kedondong atau sering disebut kedondong sambung pucuk.
Bonsai kedondong agar lebih indah dilihat sebaiknya menggunakan kedondong hutan atau biasa disebut kedondong cina untuk dijadikan bonggolnya, yang disambung pucuk dengan kedondong bangkok. Bonggol kedondong dengan ukuran 60-80 cm dan tinggi 1,5 m akan tampak seperti mengenakan mahkota. Karena di ujung batangnya yang tumpul bermunculan ranting yang sarat dengan buah.
Agar tampak eksotik, bonggol kedondong cinanya dipilih yang bagus, lebih baik lagi kalau bisa mendapatkan yang beralur-alur sehingga tampak tua umurnya. Lingkar batang pohon dipilih yang berukuran 60-80 cm. selanjutnya untuk mempermudah penyambungan, batang dipotong-potong dengan panjang tergantung kebutuhan, antara 1-1,5 m. pemotongan bisa dilakukan dengan gergaji mesin secara hati-hati, jangan sampai kulit batang terkelupas. Penggergajian harus sekali jadi dan halus bekas potongannya. Ini sangat menentukan keberhasilan tumbuhnya akar batang bawah.
Potongan batang yang dipakai tidak sembarangan. Batang yang paling dekat dengan akar sebaiknya tidak dipakai karena terlalu berat untuk dipindahkan kedalam pot. Setelah dipotong, batang-batang “diamankan” ditempat terbuka dan terkena sinar matahari penuh, agar bekas luka kering. Pengeringan biasanya memerlukan waktu 3 hari. Setelah itu baru bisa ditanam. Sementara menunggu potongan batang menjadi kering, lubang tanam disiapkan.
Potongan batang yang dipakai tidak sembarangan. Batang yang paling dekat dengan akar sebaiknya tidak dipakai karena terlalu berat untuk dipindahkan kedalam pot. Setelah dipotong, batang-batang “diamankan” ditempat terbuka dan terkena sinar matahari penuh, agar bekas luka kering. Pengeringan biasanya memerlukan waktu 3 hari. Setelah itu baru bisa ditanam. Sementara menunggu potongan batang menjadi kering, lubang tanam disiapkan.
Ditanam bersudut 60°
Persiapan tanam bonggol tergantung pada jumlah bonggol yang akan ditanam dan tempat yang tersedia. Bila lahan tidak luas dan bonggol hanya satu dua batang saja, penanaman bisa dilakukan disembarang tempat dan tidak diperlukan persiapan khusus. Tapi kalau bonggolnya banyak dan arealnya luas, cara tanamnya bisa dibuat alur.
Tanah dicangkul sedalam dua cangkulan, kira-kira 40 cm. kemudian tanah dibalik lagi sambil diberi campuran pupuk urea dan TSP dengan perbandingan 1:1, sebanyak satu sendok makan. Jatah pupuk ini untuk satu batang. Jumlah pupuk tidak boleh lebih dari itu, karena bisa menyebabkan keringnya batang. Tanah siap ditanami setelah disiram terlebih dahulu. Tanah siap ditanami setelah disiram terlebih dahulu.
Tanah dicangkul sedalam dua cangkulan, kira-kira 40 cm. kemudian tanah dibalik lagi sambil diberi campuran pupuk urea dan TSP dengan perbandingan 1:1, sebanyak satu sendok makan. Jatah pupuk ini untuk satu batang. Jumlah pupuk tidak boleh lebih dari itu, karena bisa menyebabkan keringnya batang. Tanah siap ditanami setelah disiram terlebih dahulu. Tanah siap ditanami setelah disiram terlebih dahulu.
Batang ditanam miring 60° terhadap permukaan tanah untuk menghindari kematian, untuk itu gunakan penyanggah agar bonggol tidak roboh, penyanggah bisa terbuat dari bambu dan cukup dua batang supaya bisa disilangkan.
Butuh perangsang
Bila perawatan baik, sebulan setelah tanam akan tumbuh akar dan tunas pada bonggolnya. Perawatan meliputi perangsangan pada akar dan tunas dengan ZPT dan pupuk daun serta penyiraman satu kali. Caranya, kira-kira 75% volume cairan ZPT dan pupuk daun itu disemprotkan ke batang dan sisanya disiramkan ke tanah sekitar batang. Selain itu penyiraman dilakukan sehari 2 kali.
Penyambungan.
Penyambungan.
Apabila tunas-tunas telah bermunculan di bonggol bagian atas, selanjutnya dipersiapkan penyambungan dengan kedondong Bangkok. Tunas yang akan disambung diseleksi yang sehat dan letaknya bagus. Biasanya jumlah tunas yang tumbuh sekitar 6-7 batang. Agar tidak semerawut dan indah dipandang, tunas sebaiknya disisakan 3 batang saja.
Untuk tunas atas pilih yang sehat yaitu tidak berbintik-bintik putih, umur tunas yang baik kira-kira sebulan dan memiliki diameter 0,5 cm, dan ujungnya dipilih yang hampir mengeluarkan daun muda. Tunas di potong maksimal 15 cm panjangnya.
Cara sambung seperti biasa, kedua tunas dipotong dan disambung dengan bentuk potongan huruf V. agar sambungan pucuk kedondong tetap menyatu diikat dengan tali plastic. Selama 2 minggu sambungan dikerudungi plastic.
Dibutuhkan waktu 6 bulan supaya berbuah matang
Jika sambungan telah berumur 2 minggu, kerudung plastiknya diberi lubang sedikit demi sedikit untuk mengurangi kelembapan yang ada dibagian dalam. Penyesuaian dengan udara luar ini dilakukan selama 3 minggu. Plastic akan dibuka seluruhnya kalau sambungan sudah jadi. Tandanya, tunas berwarna hijau, tidak layu, dan tidak ada lagi daun-daun yang gugur. Dari pentil sampai buah menjadi tua dibutuhkan waktu 6 bulan.
Pemindahan ke pot
Pot yang baik untuk tanaman ini berukuran diameter kurang lebih 1 m dengan tinggi 70-100 cm. pot itu diberi lubang secukupnya, kemudian kedalamnya ditaruh peresapan air, misalnya ijuk, pakis anggrek, atau serutan kayu jati. Medianya yang meruoakan campuran antara tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, dimasukan setelah bahan peresap. Sebelum tanaman dipindahkan, media diberi satu sendok makan pupuk TSP.
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.
No comments:
Post a Comment