Search This Blog

Monday, 26 August 2013

Kolam ternak lele

Kolam ternak lele ialah tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolampekarangan, kolam kebun, dan blumbang. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.  Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20 oC, dengan suhu optimal antara 25-28 oC. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30 oC dan untuk pemijahan 24-28 oC. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok. Mempunyai pH 6,5-9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30-60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. Untuk mendukung keberhasilan budidaya, pemberian TON  sebelum dan selama budidaya berlangsung akan membantu terciptanya lingkungan yang baik bagi kehidupan lele sehingga dapat meningkatkan keberhasilan budidaya. Aplikasi TON dapat dilakukan dalam semua jenis kondisi lahan karena TON berbahan alami

Saturday, 24 August 2013

Budidaya Nilam dan Cara Menanam Tanaman Nilam

Nilam merupakan salah satu tanaman perdu yang sekarang banyak dilirik orang sebagai karena memiliki nilai ekonimis yang cukup tinggi. Keunggulan tanaman ini memiliki multi manfaat dan kahsiat yang cukup bagus dibanding dengan tanaman perdu yang lainnya.

budidaya, nilam, cara, menanam, tanaman nilamm











banyaknya permintaan minyak nilam di Indonesia maupun di luar Negeri menjadikan tanaman ini layaknya "primadona" yang banyak dicari orang, bahkan yang mengelola minyak dari bahan dasar nilam ini kebanyakan perusahaan besar yang  hasil akhirnya akan dikirim keluar negri atau menjadikan hasil nilam ini menjadi komoditi ekspor.

Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya nilam atau cara menanam tanaman nilam ini, di bawah ini ada tahapan atau langkah-langkah budidaya nilam secara singkat:

PERSIAPAN BIBIT

Bila ingin melakukan kegiatan pesemaian atau pembibitan maka beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain lahan yang cukup, rnisalnya seluas 2.500 m2 untuk menangani sekitar 25 ha areal lahan yang akan ditanami, persiapan bibit berupa pohon nilam dari hasil panen melewati jangka waktu 6-7 bulan, tenaga kerja untuk melakukan monitoring dan pemeliharaan, bahan baku berupa tanah yang subur, pasir, sekam, pupuk kandang, insektisida, bahan baku untuk pembuatan naungan berupa bambu dan atap pelindung, serta persiapan bahan baku polibag sebagai sarana penempatan bibit.

Adapun metode pestmaian dapat dilakukan dengan 2 cara.

  • Cara pertama, bii setek dipotong sekitar 15-18 cm. Setelah itu, setek langsungdilaucapkan ke dalam polibag yang sudah diisi dengan mein tanam. Media tanam terdiri dari campuran 100 kg tanah, 125 kg seism, 25 kg pasir, dan 100 kg pupuk kandang. Campuran tessebut didiamkan selama 1-2 hari. Pemeliharaan bibit dalam pohlag ini cblakukan sampai berumur maksimum 2 bulan. Selanjutnya, bait dapat dipindahkan ke lahan perkebunan. Jumlah media tanam campuran tersebut digunakan untuk 26.000 polibag.
  • Cara kedua, bibit setek dipotong dengan panjang sekitar 12 cm-15 cm. Setelah itu, bibit direndam dalam pupuk cair organik perangsang akar tanaman (131) selama 5 menit. Lalu bibit diikat dalam satuan 50 atau 100 batang dan disimpan di tempat yang sejuk selama 15 hari. Saat akar serabut dan dam sudah muncul maka setek dipindahkan ke dalam polibag yang dilubangi sebanyak 2 atau 3 lubang untuk menghindari adanya gesekan dengan akar yang sudah hidup

PENGOLAHAN TANAH

Tanah terlebih dahulu harus melalui proses penggemburan dengan cara dicangkul atau dengan alat pertanian lainnya (traktor). Kedalaman galian tanah hendaknya 3o cm untuk dibalikkan. Setelah itu, didiamkan selama 3-4 hari agar terjadi proses penguapan dari tanah yang telah diolah.

Dengan asumsi lahan yang akan ditanami pohon nilam adalah tanah datar atau bekas persawahan, sebaiknya tanah yang telah gembur dibuat bedeng dengan lebar sekitar 3,2 m dengan panjang disesuaikan luas areal tanah. Setiap bedeng diberi jarak selebar 30 cm sebagai penampung saluran air sekaligus sebagai sarana jalan untuk mengontrol tanaman dengan kedalaman sekitar 15-25 cm.

Dengan lebar bedeng tersebut maka pada bedeng dapat dibuat 3 lubang dengan jarak masing-masing 80cm untuk menampung bibit sebanyak 3 polibag. Jarak lubang dari pinggiran saluran masing-masing 30 cm.

Lubang untuk tanaman tersebut dibuat dengan diameter 12-15 cm atau disesuaikan dengan diameter polibag. Kemudian lubang diberi pupuk kandang sebanyak 0,00769 kg atau sekitar 2 sendok makan. Setelah itu, lubang didiamkan selama 2-3 hari. Selanjutnya, proses penanaman bibit dapat dilakukan.

PENANAMAN

Sebelum proses penanaman dilakukan maka ada beberapa syarat dan cara serta mekanisme yang harus dipenuhi agar penanaman yang dilakukan memperoleh hasil optimal sesuai yang diinginkan dan pola budi daya. Adapun hal tersebut dijelaskan sebagai berikut..

Iklim

Penanaman nilam sebaiknya dilakukan di daerah yang memiliki kondisi ideal, yaitu berada pada suhu rata-rata antara 22-280 C. Tingkat intensitas penyinaran matahari cukup, terlebih pada saat tanaman mendekati masa panen.

Curah hujan yang ideal sebaiknya berada pada posisi antara 2.500-3.500 nunjtahun dan turun merata sepanjang tahun. Sementara tingkat kelembapan udara rata-rata di atas 75%.

Tanah

Pohon nilam dapat ditanam pada berbagai jenis kontur tanah, baik tanah datar, berbukit, ataupun tanah dengan tingkat kemiringan terjal. Namun, kondisi tanah yang disarankan subur, gembur, serta kaya humus agar memberikan hasil yang sangat.

Tinggi tempat yang ideal yaitu 10-400 in di atas permukaan laut (dpl), masih dapat ditanami sampai batas ketinggian 700 m dpl. Sementara pada ketinggian 700-2000 m dpl, nilam masih dapat tumbuh, tetapi kadar/remdemen min). mknya tidak sebagus di dataran rendah.

Keasaman tanah (pH) yang dikehendaki 5,5-6,5 dan tidak boleh tergenang air. Agar tidak tergenang, lahan sebaiknya dibuat bedeng agar kondisi tingkat kelembapan tanah mudah dikendalikan Tanah hat kurang diperkenankan, sedangkan pasir dan tanah berkapur tidak diperkenankan.

Cara Tanam

Penanaman dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu penanaman langsung dan tidak langsung.

Penanaman langsung

Bibit yang digunakan pada penanaman langsung berupa setek yang dipetik dari lahan perkebunan dan ditanam secara langsung di lahan. Setiap lubang ditanam 2-3 setek untuk menjaga setek yang mati.
Penanaman dengan cara ini membutuhkan bibit setek yang lebih banyak dan persentase kematiannya lebih besar. Oleh sebab itu, cara ini tidak disarankan untuk diterapkan di perkebunan budi daya.

Penanaman secara tidak langsung (khusus budi daya)

Bibit yang digunakan pada cara ini melalui proses pesemaian atau pembibitan terlebih dahulu. Tanaman dipersiapkan selama 6-8 minggu sebelum ditanam pada lahan budidaya. Pesemaian dapat dilakukan pada lahan tersendiri pemberian pelindung atau pada areal yang memiliki pepohonan yang rindang. Namun, lahan memenuhi syarat, yaitu kemudahan persediaan air dalam jumlah cukup serta memudahkan efektivitas monitoring untuk memantau perkembangan dari bibit/setek

PEMELIHARAANTANAMAN

Pemupukan

Pemupukan hendaknya dilakukan dengan pedoman 5 tepat, yaitu tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat.

Tepat jenis

Tepat jenis diartikan penggunaan jenis pupuk disesuaikan dengan jenis tanaman, yaitu pupuk kandang dari domba dan ayam atau pupuk kimia berupa SP 36, urea, KCL, dan NPK.

Tepat jumlah

Tepat jumlah diartikan jumlah pemberian pupuk disesuaikan dengan luas areal tanaman. Sebagai contoh, untuk flap hektar per tahun rata-rata memerlukan pupuk kandang masing-masing sebanyak too sak, SP 36 sebanyak 200 kg, urea sebanyak 200 kg , KCL sebanyak 150 kg, dan NPK sebanyak 100 kg.

Selain itu, pupuk organik dapat digunakan untuk lebih merangsang terjadinya proses pertumbuhan daun yang lebih cepat dalam jumlah banyak. Pemupukan menggunakan cairan penyubur tanaman (CPT) dengan takaran tho ml ditambah air sebanyak 40 liter untuk lahan seluas satu hektar.

Tepat waktu

Tepat waktu dimaksudkan agar pemupukan dilakukan pada awal proses penanaman dengan dosis sesuai takaran. Pada masa pertumbuhan memasuki umur satu bulan diberi urea dan KCL atau SP 36 dan NPK sebanyak 1/4 bagian dan 1/3 bagian. Pemupukan ini diberikan satu minggu setelah panen pertama dan sisanya setelah panen kedua dan ketiga. Hal ini dimaksudkan agar proses pertumbuhan tanaman lebih optimal

Tepat cara

Tepat cara diartikan perlakuan dan mekanisme pemberian pupuk beserta takaran jumlahnya dan urut-urutan pemberiannya mengikuti program dan pola budi daya tanaman.

Tepat tempat

Tepat tempat diartikan lokasi penyimpanan pupuk berada pada tempat yang baik, mudah dijangkau, serta jarak antara tempat penyimpanan dan lahan budi daya soling berdekatan. Hal ini dilakukan agar efektivitas dan efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah mati atau layu agar jumlah tanaman sesuai target yang diinginkan. Penentuan target jumlah tanaman disesuaikan dengan lugs areal dan jarak tanam, yaitu 1 hektar dengan jumlah Wait maksimum 26.000 tanaman.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar umur tersebut, ketinggian tanaman mencapai 20-30 cm dan m cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Penyiangan dilakukan de 2 (dua) cara, yaitu cara mekanis dan kimiawi.

Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan, yaitu setelah terbentuk perdu yang saling menutupi satu sama lain di antara pohon atau tanaman. Pemangkasan dilakukan pada cabang tingkat tiga ke atas. Pemang¬kasan dan penjarangan dilakukan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit tanaman. Selain pemangkasan memberi ruang gerak lebih luas ker.hadap tanaman.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan setekth proses panen selesai. Cabang-cabang dan dahan serta ranting yang ditinggalkan sesudah panen yang letaknya dekat dengan tanah ditimbun seting 10-15 cm. Cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatabkan bagian ujungnya (tidak terputus dari batang) dan bagiar dari batang patah ditimbun dengan tanah.

Budidaya Jambu Mete atau Jambu Monyet

Jambu mete atau jambu monyat di Indonesia memiliki beberapa nama seperi jambu mede (Sunda), jambu monyet (Jawa dan Sumatera), jambu jipang/dwipa (Bali), jambu siki, erang, atau gaju (Sumatera), didaerah daerah di Indonesia tanaman buah ini banyak dibudidaya.

budidaya,  jambu,  mete, jambu monyet

Salah satu keunggulan buah jambu mete ini yaitu buah sejati nya atau yang lebih terkenal dengan biji atau kacang mete. sedangkan buah yang bagian atasnya (yang membungkus kacang) itu disebut buah semu.

Di bawah ini kita akan mengetahui secara singkat cara menanam atau budidaya jambu mete atau jambu monyet

 IkLim

  • Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman jambu mete kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain.
  • Suhu harian di sentra penghasil jambu mete minimum antara 15-25°C dan maksimun antara 25-35°C. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27°C.
  • Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembaban nisbi antara 70-80%. Akan tetapi, tanaman jambu mete masih dapat bertOleransi pada tingkat kelembaban 60-70%.

  • Angin kurang berperan dalam proses penyerbukan putik tanaman jambu mete. Dalam penyerbukan bunga jambu mete, yang lebih berperan adalah serangga karena serbuk sari jambu mete pekat dan berbau sangat harum.
  • Daerah yang paling sesuai untuk budi daya jambu mete ialah di daerah yang mempunyai jumlah curah hujan antara 1.000-2.000 mm/* tahun dengan 4-6 bulan kering (<60 mm).

Media Taman

  • Jenis tanah paling cocok untuk penanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir, dan tanah ringan ber¬pasir.
  • Jambu mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara 6,3-7,3, tetapi masih sesuai pada pH antara 5,5-6,3.

Ketinggian Tempat

Di Indonesia, tanaman jambu mete dapat tumbuh di ketinggian 1-1.200 m dpi. Batas opti¬mum ketinggian tempa untuk tanaman ini hanya sampai 700 m dpi, kecuali untuk tujuan rehabilitasi tanah kritis.

Sistem Budi Daya

Pembibitan

Budidaya jambu mete dapat diperbanyak secara generatif melalui biji dan secara vegetatif dengan cara pencangkokan, okulasi, dan penyambungan. Biji yang akan ditanam harus berasal dari pohon induk pilihan.

Cara penanganan biji mete untuk benih adalah:

  • Buah mete/calon bibit dipanen pada pertengahan musim panen.
  • Buah mete tersebut harus sudah matang dan tidak cacat.
  • Biji mete segera dikeluarkan dari buah semu lalu dicuci bersih, kemudian disortir.
  • Biji mete dijemur sampai kadar air 8-10%.
  • Bila dikemas dalam kantong plastik, aliran di ruang penyimpanan harus lancar denngan suhu antara 25-30° C dan kelembapan 70-80%.
  • Lama penyimpanan bibit + 6 bulan, paling lama 8 bulan.
  • Sebelum ditanam, benih (biji mete) harus disemai dahulu.

Pengolahan Media Tanam

Pengolahan media iariarn merupakan faktor yang penting agar bibit jambu mete dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pekerjaan ini meliputi persiapan awal lahan, pembukaan lahan (land clearing), dan pemupukan

Persiapan

Sebelum ditanami lahan harus dibersihkan dahulu, dan pH harus 4-6. Tanaman jambu mete sangat toleran terhadap lingkungan yang kering ataupun lembap, juga terhadap tanah yang kurang subur. Daerah dengan tanah liat pun jambu mete dapat tetap bisa hidup dan berproduksi dengan baik. Saat tanam jambu mete yang baik adalah awal musim hujan. Pengolahan tanah sudah dimulai di musim kemarau.

Pembukaan Lahan

Lahan yang akan ditanami jambu mete harus terbuka atau terkena sinar matahari dan disiapkan sebaik-baiknya.Tanah dibajak/ dicangkul sebelum musim hujan. Batang¬batang pohon disingkirkan dan dibakar.

Pemupukan

Pemberian pupuk kandang dimulai sejak sebelum penanaman. Sebaiknya, di saat tanaman masih kecil, pemupukan dengan pupuk kandang itu diulangi hingga dua kali setahun. Caranya dengan menggali lubang sekitar batang, sedikit di luar lingkaran daun. Pupuk atau kompos dimasukkan ke dalam lubang galian itu. Pemupukan berikutnya dilakukan dengan menggali lubang, di luar lubang sebelumnya. Pemberian pupuk kandang dan kompos dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan fisik tanah.

Teknik Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu tentukan pola dan jarak tanam, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam.

Penentuan Pola dan Jarak Tanam

Pada budi daya monokultur jarak tanam dianjurkan 12 x 12 m. Maka dalam setiap satu hektare lahan jumlah total tanaman yang dibutuhkan sebanyak 69 batang. Jarak tanam dapat dibuat dengan ukuran 6 x 6 m sehingga jumlah total tanaman yang dibutuhkan adalah 276 batang/ha. Kerapatan tanaman kemudian dijarangkan pada umur 6-10 tahun.

Pembuatan Lubang Tanam

Cara membuat lubang tanam:
  • Tanah digali dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm. Bila jenis tanahnya sangat liat, ukuran lubang tanam dibuat 50 x 50 x 50 cm. Bila di lubang tanam terdapat lapisan cadas, harus ditembus agar akar dapat tumbuh sempurna dan terhindar dari genangan air.
  • Pada waktu penggalian lubang, lapisan tanah bagian atas dipisahkan ke arah Utara dan Selatan serta lapisan bawah ke arah Timur dan Barat.
  • Lubang tanam dibiarkan terbuka ± 4 minggu. Pada waktu penutupan lubang, tanah lapisan bawah dikembalikan ke tempat semula, disusul lapisan atas yang telah bercampur dengan pupuk kandang ±1 pikul.
  • Di lubang tanam yang telah ditimbun dibuat ajir agar lubang tanam mudah ditemukan kembali.

Cara Penanaman

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.:
  • Bibit yang akan ditanam dilepas dari polybag. Tanah yang melekat pada akar dijaga jangan sampai berantakan agar perakaran bibit tidak rusak.
  • Penanaman dilakukan sampai sebatas leher akar atau sama dalamnya seperti sewaktu masih dalarn persemaian. Bila menggunakan bibit dari okulasi dan sambung, usahakan akar tunggangnya tetap lurus. Letak akar cabang diusahakan tersebar ke segala arah. Ujung¬ujungnya yang patah/rusak sebaiknya dipotong.
  • Tanah di sekitar batang dipadatkan dan diratakan agar tidak terdapat rongga-rongga udara di antara akar dan tidak terjadi genangan air. Tanaman perlu diberi penyangga dari bambu agar dapat tumbuh tegak.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi pekerjaan penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pengemburan, pemupukan, pemangkasan, serta penjarangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama

Ulat kipat (Cricula trisfenestrata HeIf) 

Pada tanaman terlihat kepompong ber-gelantungan. Ulat berwarna hitam bercak¬bercak putih, kepala dan ekor warna merah nyala, dan seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut putih berbentuk Telurnya berwarna putih, oval. Fase pupa berlangsung 4 / minggu, fase kepompong 3-5 minggu.

Gejala: daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun dapat habis sama sekali, tetapi tanaman tidak mati. Bila terkena serangan, tanaman tidak akan menghasilkan buah dan baru pulih setelah 18 bulan.
Pengendalian: dengan menyemprotkan\ insektisida Symbush 50 EC atau Pumicidin dengan dosis 1,0-1,5 mVliter air.

Helopeltis sp.

Tubuh imago berwarna hitam, kecuali abdo¬men bagian belakang sebelah bawah berwarna putih.
Gejala: pada tunas-tunas daun muda, tangkai daun terdapat bercak-bercak hitam tidal( merata. Daun dan ranting segera mengering; dan diikuti dengan gugurnya daun.
Pengendalian: (1) melalui teknik bercocokn tanam, misalnya dengan mengurangi tanaman inang atau tanaman peneduh. (2) dengan insektisida Agroline dengan dosis 0,2 % atau Thiodan dengan dosis 0,02 %.

Ulat penggerek batang (Plocaederu feeeugineus L)

Gejala: mula-mula daun berubah warna menjadi kuning. Lama-kelamaan daun akan gugur/rontok dan tanaman dapat mati.
Pengendalian: (1) dengan menangkap ulat penggerek tersebut. (2) dengan mengelesi 1 sekitar permukaan batang/akar dengan 1 larutan BMC 1-2% (20 gram/liter air).

Penyakit

Penyakit yang sering menyerang adalah pe¬nyakit busuk batang dan akar, penyakit bunga dan putik, dan Antracnossis. Penyakit ini dapat dibasmi dengan Fungisida Zinc Carmamate, Captacol dan Theophanatea.

Penyakit layu

Penyakit ini muncul bila tempat pembibitan terlalu lembab dan jenuh air.
Penyebab: Phytophthora palmivora, Fusarium sp, dan Phytium sp.

Gejala: bila tanaman tiba-tiba menjadi layu. Pengendalian: (1) memperbaiki lingkung¬an pembibitan, seperti memperdalam parit pembuangan air dan mengurangi naungan yang terlalu rapat. (2) penyemprotan Dithane M 45 secara teratur dan terencana.

Daun layu dan kering

Penyebab: bakteri Phytophthora solanacearum.
Gejala: secara mencolok daun-daun berubah warna dari hijau menjadi kuning lalu gugur, beberapa cabang meranggas, dan tanaman akhirnya mati. Jaringan kayu pada batang yang terserang di bawah kulit berwarna hitam atau biru tua dan berbau busuk.

Pengendalian: tanaman yang terserang penyakit ini harus dibongkar sampai ke akar¬akarnya supaya penyakit tidak menutar ke tanaman lain. Pencegahan harus dilakukan secara terpadu. Bibit dan alat-alat pertanian harus bebas dari kontaminasi bakteri dan karantina tanaman dilakukan secara konsekuen.

Bunga dan buah busuk

Penyebab: Colletrichum sp., Botryo¬diplodia sp., Pestalotiopsis sp. Gejala: kulit buah hitam dan busuk.
Penyebab: Pestalotiopsis sp, Colletri¬chum sp, Pestalotiopsis sp., Botryo-diplodia sp., Fusarium sp.
Gejala: permukaan kulit buah dan kulit biji kering kecokelatan dan pecah-pecah, bunga dan tangkai busuk.

Friday, 23 August 2013

Cara Menanam panili dan Budidaya Vanili

IKLIM

Panili tumbuh pada daerah (Zone) antara 100 Lintang Utara dan 200 Lintang Selatan. Indonesia terletak antara 50 L.U. 100 L.S. sehingga secara potensial merupakan daerah pengembangan tanaman panili yang baik.

budidaya, panili, cara menanam



Sebagian besar daerah penanaman panili di Indonesia ter¬dapat di Jawa yang terletak di antara 50 L.U.. — 70 L.S. Pusat penanarnan panili di Jawa terdapat di 3 tempat, yaitu Daerah Garut (Jawa Barat), Daerah Temanggung dan Kedu (Jawa Tengah) dan Daerah Malang dan Banyuwangi (Jawa Timur).

Unsur-unsur iklim yang banyak mempengaruhi terhadap budidaya tanaman panili adalah elevasi (tinggi tempat) temperatur, tipe curah hujan dan kelembaban udara.

Elevasi dan Temperatur.

Temperatur rata-rata di Indonesia pada ketinggian permukaan laut adalah ± 260C dan turun ± 0,60C setiap naik 100 m. Panili dapat ditanam pada dataran rendah sampai elevasi 700 m, bahkan di daerah asalnya Mexico dapat sampai pada elevasi 2000 m, tetapi elevasi yang optimal adalah antara 400-700 m dengan tern¬peratur rata-rata tahunan 220C-250C. Batas temperatur tertinggi 380C dan temperatur terendah 90C bagi tanaman! panili ditentukan oleh terhentinya pertumbuhan tanaman.

Tipe Ctirah Hujan dan Kelembaban

Pembagian curah hujan lebih penting daripada jumlahnya per tahun. Panili memerlukan masa agak kering ± 3 bulan untuk pernasakan buah dan mempertinggi mutunya. Periode hujan selama 8-10 bulan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dthi pembentukan buah.‘ Di Indonesia, tipe curah hujan optimal untuk panili adalah 2000-3000 mm per tahun dengan kelembaban +80%.

 TANAH DAN LOKASI

Perhatian utama pada saat pemilihan tanah untuk berusaha tani panili, ditunjukan kepada tanah-tanah yang banyak me¬ngandung humus (mulch), karena akar-akar tanaman panili tumbuh relatif dangkal, sehingga sangat peka terhadap keadaan lapisan-lapisan tanah paling atas. Oleh karena itu hendaknya diusahakan agar kadar bunga tanah (humus) tetap dipertahankthi.

Tanaman panili menghendaki, struktur tanah yang baik porous (mudah meresapkan air) dan gembur sehingga mudah ditembus akar-akar tanaman.

Tanaman panili memerlukan unsur Ca (Calcium) yang jumlahnya relatif banyak, sehingga dalam usaha mencari tanah untuk pertanaman panili, keadaan unsur Ca nya juga perlu dipertimbang¬kan.

Keadaan Ph tanah yang dikehendaki tanaman panili adalah antara Ph 6-7. Tanah-tanah yang terbaik untuk tanaman panili adalah tanah yang berasal dari bahan batuan induk batu kapur dengan Ph 6-7. Dengan Ph tanah antara 6-7 tanaman panili akan bebas dari problema penyakit busuk batang, bila dibanding kan dengan tanah yang mempunyai Ph 5,0-5,5.   

PENANAMAN

PENANAMAN POHON PELINDUNG ATAU POHON PANJ ATAN   

Penanaman pohon pelindung atau pohon panjatan sebaik¬nya sudah dilaksanakan satu tahun sebelum dilaskanakan naman tanaman pamili.

 Jenis tanaman yang baik dipakai sebagai pohon pelindung dan sekaligus sebagai pohon panjatan/penunjang adalah tanam¬tanaman seperti :
  • Lamtoro (Leucaena glauca)
  • Dadap (Erythrina variegata)
  • Jarak pagar (Jathropa curcas)
  • Kolena/pohon gamal (Glericidia)
  • Sengon (Albizia spei).

PENGOLAHAN TANAH

Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu tanah harus tiolah dengan sebaik-baiknya dengan cara :
  • Terlebih dahulu tanah dibersihkan dari tonggak-tonggak pohorr kayu yang ditebang dan kotoran-kotoran lainnya. Selanjutnya tanah dicangkul atau dibajak sampai gembur dan rumput yang ada dibersihkan.
  • Pohon pelindung/penunjang ditanam pada permulaan musim penghujan dengan jarak tanam 1X2 m, 1X1,5 m atau 1X1,75 m, tergantung pada kesuburan tanah dan tinggi tempat dari permukaan laut. Barisan penanaman sebaiknya membujur ke timur, dengan maksud agar sinar matahari pagi dapat masuk dengan leluasa sehingga seluruh tanaman dapat sinar mata¬hari pagi dengan merata
  • Cara yang kedua penanaman pohon pelindung atau pohon panjatan dapat dilakukan sebagai berikut ;Pertama-tama sebelum tanah j dikerjakan, terlebih dahulu dianjir dengan jarak 1,5 m membujur ke timur, kemudian tanah bare digali (seperti membuat got/selokan) dengan lebar 50 cm. Penanaman pohon- Pandung atau panjatan Baru dilakukan pada permulaan musim penghujan. Penanaman dilakukan pada dasar galian tanah dengan jarak 1X1,5 m.
  • Cara yang ketiga, yaitu dengan cara kombinasi antara cara b dan c tetapi waktu tanam panili dilakukan bersama-sama dengan penanaman pohon pelindung atau pohon panjatan.

PERSIAPAN BIBIT

Pembiakan tanaman panili dapat dilakukan secara generatif dan dapat pula dengan cara vegetatif, namun yang sering dipakai adalah pembiakan dengan cara vegetatif (dengan stek). Sedang¬kan pembiakan secara generatif (dengan biji), dilakukan bila untuk keperluan penelitian (pemuliaan tanaman) untuk mendapat¬kan jenis-jenis baru yang lebih baik atau untuk tujuan-tujuan lainnya.

Penanaman panili dengan stek dilakukan pada musim penghujan yaitu sebelum hujan turun dengan lebat, karena bila di¬lakukan penanaman stek setelah hujan turun dengan lebatnya, maka sering kali bibit stek akan mati karena mengalami kebusuk¬an, dengan demikian sebelumnya harus sudah tersedia tanaman panili yang cukup mengeluarkan sulur-sulur dahan yang sehat dan kuat. 

Tanaman panili yang sudah pernah berbuah tidak baik dipakai untuk bibit karena daya tumbuhnya kurang. Sulur yang baik dipilih untuk stek bibit adalah batang/sulur yang agak gemuk/subur. Sulur/batang yang telah dipilih dan telah dipotong dan pohon induknya untuk stek bibit, pucuknya dipotong untuk menghindari pembusukan pucuk.

PENANAMAN

Jarak tanam (untuk Jawa) adalah 1,50X1,50 m, sesuai dengan jarak tanam pohon pelindung atau pohon panjatan. Menurut CHALOT jarak tanam pohon pelindung atau pohon panjatan 1,5 m X 1,0 m yaitu jarak antara larikan 1 m.

Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu dibuat lubang-lubang penanaman dekat dengan pohon penunjang sedalam 10 cm. Cara menanam stek ada 2 cara yaitu dengan cara lengkung dan defigan cara lurus. 
Bibit yang pangkalnya lurus sebaiknya ditanam dengan cara lurus dan bibit yang pangkalnya melengkung sebaiknya ditanam dengan cara melengkung, guna menghindari terjadi luka, yang mengakibatkan, terjadinya pembusukan. 

Yang perlu diperhatikan pada waktu penanaman adalah akar lekat dan tiap-tiap buku pada stek jangan sampai terbalik, harus menghadap pohon penunjang atau pohon panjatan. Apabila terbalik, maka setelah stek tumbuh tidak akan mau melekat pada pohon penunjang, karena akar pelekatnya berada di luar sehingga akan selalu melengkung keluar menjauhi pohon penunjang.

Setelah melakukan penanaman, tanah di sekitar stek tidak boleh menjadi kering, karenanya perlu ditutup dengan daun daun atau jerami dan jika perlu disiram setiap pagi dan sore hari. Bagian yang ditanam ke dalam tanah sepanjang tiga ruas/buku.
Ada 2 (dua) cara penanaman :
  • Penanaman dengan memakai pohon penunjang.
  • Penanaman dengan memakai pagar rambatan.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Perambatan Tanaman Panili

Dalam jangka waktu 2-3 minggu setelah tanam, stek-stek sudah mulai berakar dan tunas-tunas muda mulai keluar. Bila dalam jangka waktu tersebut stek belum juga tumbuh, sebaiknya diganti saja dengan stek yang baru (disulam) agar diperoleh tanaman yang seragam.

Pengaturan Pohon Pelindung

*    Tindakan pengaturan pohon pelindung yang terutama di¬tujukan untuk :Memberikan tingkat penyinaran (cahaya matahari) yang cukup untuk semua tanaman.
*    Mempermudah/memperlancar sirkulasi peredaran udara dan pemeliharaan dalam pertanaman.
*    Mengatur kelembaban udara di sekitar tanaman panili terutama pada waktu musim penghujan.
*    Mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering/kemarau

Pemangkasan Tanaman Panili.

Perlakuan pemangkasan tanaman panili dimaksudkan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan genera¬tif yang lebih produktif. Atau dengan perkataan lain untuk mengatur tanaman panili agar tidak hanya menghasilkan cabang yang banyak, tetapi juga menghasilkan buah yang banyak.

Pemangkasan untuk tanaman panili ada 3 (tiga) macam pe-mangkasan, yang masing-masing mempunyai maksud dan cara pemangkasan yang berbeda-beda, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvenasi (pemangkasan peremajaan).

Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Pemangkasan produksi bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui pemangkasan bentuk, guna mendorong pertumbuhan generatif. Pemangkasan re¬juvenasi bertujuan untuk mempermuda/meremajakan cabang/¬batang-batang yang telah tua.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.


Budidaya Jambu Biji dan Cara Menanam Jambu Biji

Sebelum kita memulai melakuan budidaya jambu biji atau menanam jambu biji, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus diketahui tentang karakter tanaman buah tersebut, hal ini penting dilakukan karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari proses budidaya tanaman ini.

budidaya, jambu, biji, cara menanam



Pohon jambu biji bisa tumbuh dengan baik di wilayah dengan curah hujan sebagai berikut:
  • 12 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 10 meter.
  • 7-10 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 2 meter.
  • 5-6 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 2 meter.
Kondisi air tanah juga bisa dibentuk dengan proses pengairan yang baik. Posisi air tanah yang cukup dalam karena curah hujan yang kurang, dapat disiasati dengan irigasi dan pengairan yang tertata.

Faktor Geografis

Jambu biji bisa tumbuh di tepi pantai hingga wilayah pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 meter  di atas permukaan air laut.

Tanah

Jambu biji bisa tumbuh di tanah yang banyak mengandung pasir, hingga tanah yang berat. Tetapi, jambu biji akan tumbuh dengan subur di tanah yang cerul, banyak mengandung bahan organis, dan dapat menyerap air dengan baik.

Angin

Angin merupakan teman yang baik bagi jambu biji dalam proses persarian dan pembuahan. Pohon jambu biji yang batang dan rantingnya tergolong fiat dan kuat, mampu menahan tiupan angin yang kencang.

MENYIAPKAN BENIH JAMBU

Tanaman jambu biji bisa dikembangbiakkan dengan berbagai cara, bisa melalui biji, okulasi, cangkok, dan tunas akar. Pengembangbiakan dengan biji berisiko tidak sama dengan sifat pohon induknya, sementara pengembangbiakan dengan cangkok, okulasi, dan stek bisa menjamin tumbuhnya pohon yang sama kualitasnya dengan induknya.

Biji

Biji sebaiknya dipilih dari pohon yang paling bagus kualitasnya, baik dari segi produktivitas berbuah maupun mutu buahnya.

Setelah dikeluarkan daru buahnya, biji sebaiknya dibersihkan dan diangin-anginkan. Biji jangan sampai dijemur di terik sinar matahari, dan jangan disimpan lebih dari 24 jam agar daya tumbuhnya tidak menurun.
Biji jambu biji yang telah memenuhi syarat tanam bisa Iangsung ditebarkan di areal tanam atau di tempat persemaian terlebih dahulth,

Agar biji cepat turnbuh perlu disiram tiap pagi dan sore selama satu minggu. Biji mulai tumbuh setelah 20-30 hari. Jika biji yang disemaikan telah mencapai ketinggian 5 cm, maka bisa dilakukan seleksi dan penjarangan benih. Semai yang terbaik¬Iah yang harus dipilih dan dirawat.

Setelah mencapai ketinggian kira-kira 30-40 cm, semai sebaiknya segera dipindahkan ke keranjang. Pemindahan ke keranjang ini sangat dianjurkan untuk menjamin agar hidupnya semai di lapangan tinggi persentasenya. Semai yang dipindahkan ke keranjang sebaiknya pucuknya dipotong dan daunnya dipotong sebagian. Setelah 1-2 bulan di dalam keranjang, semai sudah dapat dipindahkan ke kebun atau areal tanam.

Okulasi

Untuk membuat okulasi diperlukan semai yank sudah berumur 15-18 bulan sebagai pohon pokok Selain itu, jugs diperlukan pohon induk yang unggu dan berkualitas yang telah berumur kira-kira 1 tahur untuk diambil cabangnya. Dari cabang ini nanti jugi akan dimanfaatkan "mata"-nya.

Sepuluh sampai lima belas hari sebelumnya pucuk cabang yang akan diambil matanya dipotoni dan dibuang daunnya. Cabang yang gundul, nant matanya akan membesar dan tampak sehat.

Langkah-Iangkah melakukan okulasi:

  • Menyayat kulit dari batang pokok.
  • Kulit yang disayat lalu dibuka
  • Kulit yang disayat dipotong sebagian.
  • Menyayat mata, lalu dilepaskan dari kayunya
  • Memasukkan mata di antara kulit dan kayu batang pokok hingga benar-benar pas, kemudian diikat.

Setelah berusia kira-kira dua minggu, okulasi lalu dibuka talinya. Jika matanya tampak hijau segar, berarti proses okulasi berjalan sukses. Sebaliknya, jika matanya tampak cokelat kehitaman dan kering, berarti proses okulasi gagal dan harus diulang lagi.

Cangkok

Jika okulasi hasilnya baru tampak setelah 2 tahun, maka cangkok siap ditanam setelah berusia 6 bulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mencangkok:
  • Pilih cabang sebesar pensil atau Iebih sedikit.
  • Kupas kulitnya selebar dua kali diameter cabang, lalu kerok lendirnya.
  • Satu hari kemudian, tutup Iukanya dengan hu¬mus atau tanah basah yang dicampur pupuk kandang.
  • Balut keseluruhannya dengan plastik dan ikat erat-erat di atas dan di bawah pembalut.
  • Tusuk-tusuklah kantong plastik dengan jarum agar udara dapat keluar-masuk dari dalam cangkokan.
  • Setelah tumbuh akarnya dalam jumlah yang cukup banyak, cangkokan lalu dipotong. Pemotongan sebaiknya dilakukan saat cangkokan tidak mengeluarkan pucuk baru.
  • Lewtakkan lkranjang cangkokan di tempat yang teduh, dan siram 1 kali sehari.
Setelah 2-3 bulan kemudian, cangkokan siap ditanam.

Tunas Akar

Buka tanah di atas akar yang tumbuhnya mendatar. Pilihlah akar yang kira-kira sebesar kelingking atau lebih sedikit. Bila akar yang dipotong terlalu besar, akan sulit memindahkan tunas akarnya. Musim hujan adalah saat yang tepat untuk membuat tunas akar jambu biji.

Dengan teknik pemotongan akar, maka akan terbentuk tunas akar. Kadang lebih dari satu batang tumbuh di satu tempat. Jika telah mencapai ketinggian kira-kira 30 cm, tunas bersama sebagian akar induknya segera diangkat dan ditaruh di keranjang. Tunas akar sebaiknya diangkat bersama dengan akar serabutnya. Tanpa akar serabut, akar baru sulit terbentuk, dan pemotongan tunas akar akan sia-sia.

CARA MENANAM JAMBU BIJI

Saat yang paling baik untuk menanam jambu biji ialah pada permulaan musim hujan. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm atau maksimal 50 x 50 x 50 cm. Jarak antar tanaman kira-kira 5 x 6 atau 8 x 8 meter. Areal tanam seluas satu hektar bisa ditanami kira-kira 100 pohon.

Lubang tanam sebaiknya diberi campuran pupuk kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan: I 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk. Dapat juga ditambahkan pupuk buatan pabrik berupa Urea dan DS sebanyak 10-15 gram.

Bibit jambu biji, baik berasal dari biji, okulasi, cangkok, dan tunas akar, bila dibiarkan tumbuh secara alami, nanti dengan sendirinya akan membentuk cabang-cabang primer. Ujung batang pokoknya akan terus tumbuh ke atas.

Budidaya Alpukat dan Cara Menanam Alpukat

Tanaman alpukat bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi, dibawah ini ada poin-poin penting yang harus diperhatikan apabila kita ingin memulai budidaya alpukat atau menanam alpukat.

Faktor lklim

budidaya, alpukat, cara menanam, tanaman alpukat meliputi sinar matahari, suhu udara, angin, dan hujan.
Untuk tanaman alpokat, intensitas penyinaran matahari tampaknya tidak menjadi persoalan yang pelik.
Karena tanaman alpokat bisa tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, maka is dapat mentolerir suhu udara yang agak panas maupun yang agak dingin.

Tanaman alpokat dapat tumbuh dengan baik di daerah yang curah hujannya sebagai berikut:

  • Tipe A    : 12 bulan basah dan 0 bulan kering.
  • Tipe B    : kurang dari 9 atau 12 bulan basah dan 1-2 atau 2-4 bulan kering.
  • Tipe C    : 5-6 bulan basah dan 5-6 bulan kering.

Yang dimaksudkan dengan bulan basah ialah bila curah hujan dalam bulan yang bersangkutan lebih dari 100 mm, dan dikatakan bulan kering jika ,lcurah hujannya kurang dari 100 mm.

Dengan curah hujan yang cukup, tanaman alpokat bisa hidup subur, meskipun air di tanah berada pada kedalaman 2 meter. Tetapi, dengan curah hujan yang rendah, tanaman alpokat hanya bisa hidup dengan baik bila air dalam tanah berada pada kedalaman 0,5-1 meter.

Faktor Tanah

Tanaman alpokat yang sedikit akar serabutnya, tidak akan mudah tumbuh dengan baik—khususnya berkaitan perakarannya—dalam struktur tanah yang padat. la juga tidak akan mudah tumbuh dalam tanah yang airnya selalu menggenang.

Tanaman alpokat cocok dengan tanah remah \, (cerul) dan tanah lempung pasir, meskipun tanahnya agak berat. Dalam tanah laterit dimana air hujan mudah dialirkan atau dibuang, tanaman alpokat masih bisa tumbuh dengan baik.

Tanaman alpokat tidak cocok untuk dibudida¬yakan dalam tanah yang berat dan air dalam tanahnya dangkal serta susah dibuang. Sebaliknya, tanah remah yang mengandung humus atau bahan organis merupakan tempat yang terbaik untuk tanaman alpokat.

Tanaman alpokat bisa dikembangbiakkan melalui biji maupun okulasi. Jika ditanam lewat biji, alpokat bisa berbuah dalam waktu 4-6 tahun. Jika kita sudah mempunyai pohon alpokat berkualitas baik, maka bibit dari biji bisa kita siapkan sendiri. Tetapi, jika tidak punya, kita bisa membeli dari toko pertanian atau lembaga pertanian yang terpercaya.

Biji yang akan kita tanam sebaiknya memenuhi persyaratan, antara lain:

  • Berasal dari buah yang benar-benar tua dan matang.
  • Berasal dari tanaman berkualitas baik, istimewa, bahkan unggul.

Penanaman Lewat Biji

Buatlah lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30 cm, dan jarak antar Iubangnya sekitar 10-15 meter. Isi lubang tanam dengan pupuk kandang atau pupuk kompos, lalu campur dengan tanah yang berkualitas baik. Berilah ajir (sebilah bambu yang ditancapkan ke tanah) sebagai tanda.

Sebelum ditanam, biji harus dibuang dulu kulit tipisnya (kulit ari). Masukkan biji dan hadapkan bagian biji yang runcing ke atas (jangan sampai terbalik!) dengan ukuran 5-71/2 cm di bawah permukaan tanah. Tutuplah lubang tanam dengan tanah, tetapi jangan terlalu dipadatkan.

Untuk menjaga agar tanah tidak menjadi padat (karena hujan) ataupun menjadi kering (karena terik matahari), maka permukaan lubang tanam sebaiknya ditutup dengan dedaunan yang agak lebar.

Penanaman Lewat Okulasi

Bila menginginkan tanaman alpokat yang sesuai dengan sifat induknya yang baik, unggul, dan istimewa, maka kita bisa memakai metode okulasi. Cara ini kita tempuh bila ingin membuka kebun alpokat yang agak luas.
Sebelum menanam alpokat di lahan yang cukup luas, kita harus mengerti sifat beberapa jenis alpokat. Ada alpokat yang dapat berbuah dengan persarian sendiri, tetapi ada jugs yang baru bisa berbuah setelah ada proses persarian silang.

Bahan yang diperlukan untuk melakukan okulasi:

  • Persemaian alpokat yang berumur antara 8-10 bulan sebagai pohon pokok. Dalam proses okulasi nanti kita letakkan di bawah.
  • Dahan-dahan alpokat berumur 1 tahun yang sehat dan tampak jelas mata tunasnya, dalam proses okulasi nanti kita letakkan di atas. 

Untuk bagian ini pastikan tunas berasal dari jenis alpokat yang unggul, misalnya produktif berbuah, kualitas buahnya bagus, tahan terhadap hama serta penyakit, dan sebagainya.
Pastikan dua bibit yang akan kita okulasikan berasal dari induk alpokat yang baik, unggul, dan istimewa sehingga gabungan sifat dari keduanya bisa menghasilkan pohon "baru" yang semakin baik, sernakin unggul, dan semakin istimewa.

Untuk memeroleh bahan pokok batang bawah, kita memerlukan alpokat yang disemaikan lewat biji. Keunggulan pohon yang disemaikan lewat biji, antara lain:

  • Perakarannya lebih kuat.
  • Umurnya lebih panjang.

Langkah-Iangkah yang perlu dilakukan dalam persemaian tahap pertama:

  • Menyemaikan biji hingga berumur 2-3 bulan.
  • Jarak antar persemaian rata-rata 15 cm.
  • Bagian biji yang runcing dihadapkan ke atas.
  • Menanam biji kira-kira 5 cm di bawah permukaan tanah dan menutupnya dengan tanah yang baik untuk menghindarkan pengeringan pucuk biji.

 Membuat atap peneduh untuk tiap bedengan/ petakan.

Langkah-langkah melakukan okulasi:
  • Sayat kulit pohon pokok 10 cm di atas tanah. Lebar sayatan kira-kira 8 mm.
  • Lepaskan kulit dari kayunya, lalu tarik ke bawah sehingga membentuk Iidah.

Potong kulit hingga tinggal kira-kira 4 cm.

  • Sayat sebuah mata tunas dengan sedikit kayu¬nya dari cabang mata.
  • Lepaskan kayunya perlahan-lahan tanpa merusak mata.
  • Masukkan kulit yang bermata di antara kayu dengan kulit lidah dan tutupkan kembali. Usahakan jangan sampai mata tertutup.
  • Balut dengan pita plastik erat-erat.

Cara-cara membentuk bibit pohon alpokat yang sedang diokulasi:

  • Potong batang okulasi hingga tinggal 70 cm.
  • Saat mau memotong, tunggu dulu hingga pucukt, sedang berhenti pertumbuhannya.
  • Pelihara tiga cabang untuk pembentukan "frame dasar".

PEMUPUKAN

Menu pupuk buatan untuk fanamarialpokat7 berumur 5 tahun adalah sebagi berikut:
  • Pupuk ZA sebanyak 56 — 280 kg per hektar.
  • Pupuk DS sebanyak 60 — 280 kg per hektar.
  • Pupuk ZK sebanyak 22 — 112 kg per hektar.
Adapun, menu pupuk untuk tanaman alpokat berumur lebih dari 5 tahun adalah sebagai berikut:
  • Pupuk ZA sebanyak 450 — 900 kg per hektar.
  • Pupuk DS sebanyak 200 — 400 kg per hektar.
  • Pupuk ZK sebanyak 225 — 335 kg per hektar.

Wednesday, 14 August 2013

Cara Menanam Sirsak atau Budidaya Buah Sirsak

Buah sirsak ternyata tidak hanya enak dan segar untuk dimakan, tetapi bagi sebagaian orang sirsak sering dijadikan obat herbal atau alami, walaupun buah ini termasuk buah yang biasa-biasa saja namun kandungan gizi di dalamnya cukup banyak, mulai dari kulit, buah, daging buah, biji buah, dan inti buah semuanya mengandung karbohidrat.

cara, menanam, sirsak, budidaya, buah, sirsak











Dengan kandungan seperti itu banyak orang yang tertarik untuk menanam sirsak atau budiddaya buah sirsak untuk dikomersilkan, karena permintaan masyarakat indonesia terhadap buah yang satu ini cukup lumbayan tinggi.

dibawah ini ada langkah-langkah atau tahapan cara menanam sirsak atau budidaya buah sirsak seccara singkat. walaupun demikian tetapi langkah di bawah ini bisa membantu apabila kita ingin memulai menanam sirsak.

Syarat Tumbuh

Sirsak merupakan jenis yang paling tidak bandel tumbuhnya di antara jenis-jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembap. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 meter di atas permukaan laut dan meluas sampai ke 25° LS pada lahan yang ternaung.

Pertumbuhan dan pembungaannya sangat terhambat oleh turunnya udara dingin, hujan salju yang ringan saja sudah dapat membunuh pohon sirsak. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan pembungaan dalam batas-batas tertentu. Hasil panen dapat lebih tinggi pada cuaca demikian, asalkan kelembapan yang tinggi berlangsung selama periode pembentukan buah. 

Ada indikasi bahwa untuk Annona sp. lainnya, baik kelembapan yang sangat tinggi maupun sangat rendah, dapat merusak pembentukan buah. Jika kelembapan cenderung rendah, dianjurkan untuk memberikan naungan agar transpirasi dapat dikurangi (juga karena pohon sirsak dangkal perakarannya).

Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini, tetapi drainasenya harus baik, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air.

Pohon sirsak dapat diperbanyak dengan klon, terutama melalui berbagai teknik penempelan dan penyambungan pada batang bawah yang diperbanyak dengan semai, seperti dipraktikkan di berbagai wilayah Amerika, misalnya di Kolumbia dan Venezuela. Akan tetapi, sirsak umumnya ditumbuhkan dari benih. 

Semai dapat dipakai, sebab populasi yang tumbuh cukup seragam dan benih dari kultivar manis, misalnya, pada umumnya bersifat sama dengan induknya, serta karena fase yuananya hanya berlangsung 2-4 tahun. Benih dapat ditanam lang¬sung di ladang atau disemaikan dahulu di persemaian. Setelah 20-30 hari, 85-90% dapat berkecambah dan semai itu dapat dipindahkan ke lapangan setelah 6-8 bulan.

Pemotongan separuh daun dan kadang-kadang perompesan daun diperlukan untuk memindah tanamkan semai yang sebelumnya tidak ditumbuhkan dahulu dalam wadah. Jarak tanam di kebun buah sebaiknya antara 3 m x 4 m dan 4 m x 6 m. 

Berkat kecilnya ukuran pohon dan cepatnya berbuah, sirsak dapat ditanam sebagai tanaman sela di antara pohon buah-buahan yang lebih besar, seperti mangga, avokad, dan kecapi. Jika tanaman utamanya membutuhkan ruangan, pohon sirsak dapat ditebang.

Pemeliharaan Lahan

Lahan di sekitar pangkal pohon sirsak sebaiknya terbebas dari gulma atau ditutup oleh mulsa untuk menghindari dehidrasi dari perakarannya yang dangkal itu pada musim kemarau. Sirsak toleran terhadap keadaan tanah yang kering, tetapi pohonnya akan meluruhkan terlalu banyak daun jika mengalami kekeringan yang berkepanjangan; dalam situasi demikian pohon sirsak akan tertolong dengan pengairan tambahan.

Pemupukan dengan pupuk kandang dan atau NPK dalam dosis kecil beberapa kali dalam setahun dapat mendorong pertumbuhan dan pembuahan, tetapi tidak diperoleh data kuantitatif mengenai kebutuhan pupuk atau banyaknya pupuk daun yang dianjurkan. Pohon sirsak biasanya dapat mencapai bentuk yang memuaskan, tetapi dalam beberapa kasus diperlukan usaha sedini mungkin membatasi pohon itu hanya berbatang tunggal, yaitu dengan cara memotong cabang-cabang yang akan menyainginya.

Tunas air (water sprout), cabang-cabang yang tumpang-tindih dan bergerombol juga harus dibuang. Kurang baiknya penyerbukan kiranya merupakan faktor pembatas utama dalam jumlah hasil. Untuk mengatasi kendala ini dianjurkan untuk melakukan penyerbukan dengan tangan. Akan tetapi, hal ini jarang dilakukan dan hanya dapat berlangsung jika ada masa pembungaan yang jelas.

Hama dan Penyakit

Selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan serius yang disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas pada buah saja.
Antraknosa (Colletotrichurn gloeosporioides) merupakan penyakit utama pada sirsak di daerah yang lembap. Penyakit busuk buah antraknosa ini bisa ditanggulangi apabila kita bisa mendeteksinya sejak
dini. Bila kebusukan sudah menyebar, buah sirsak terpaksa dimusnahkan.

Gejala serangan:

Gejala serangan awal berupa bercak cokelat kehitaman pada permukaan buah, kemudian buah menjadi busuk lunak.
Pengendalian:
•    Perlakuan seed treatment sejak tanaman masih berupa bibit
•    Sanitasi gulma dan buah yang terserang penyakit busuk buah supaya tidak menular
•    Selektif dalam menanam benih yang bebas pathogen
•    Pergiliran tanaman
•    Perbaikan drainase
•    Pemanfaatan mikroba Pseudomonas Flourencens dan Bacillus subtilis untuk memerangi busuk buah pada sirsak

Akibat yang ditimbulkan oleh serangan antraknosa:

Produksi buah sirsak dapat menyusut sekali karena bunga dan buahnya terserang penyakit sehingga menjadi busuk atau keriput; selanjutnya penyakit ini juga mengganggu buah, daun, batang, dan pematangan buah.

Di Hindia Barat ada anjuran agar diadakan seleksi terhadap kemam¬puan pembentukan buah dalam kondisi lingkungan yang lembap. Jika terjadi musim kemarau, ada kemungkinan untuk mempercepat pembungaan dan pembentukan buah agar terhindar dari periode kelembapan yang tinggi. 

Penyakit busuk cokelat batang (Corticium sp.) menyerang pohon sirsak dan menyebabkan busuknya cabang dan mungkin membunuh pohonnya juga. Pembersihan yang maksimal menjelang akhir musim kemarau, termasuk pembakaran bagian-bagian pohon yang terserang, dapat membantu menahan penyakit pada musim hujan berikutnya.

Kutu perisai seringkali menyerang pohon sirsak pada bagian daun. Kutu ini biasanya berkoloni dengan membentuk barisan di bagian tu¬lang punggung daun. Sesuai namanya, kutu ini memiliki bentuk fisik seperti perisai pada bagian punggungnya. Untuk mengatasi serangan kutu perisai dapat menggunakan insektisida sistemik dengan bahan a ktif acephate.

Masih ada lagi hama lain yang kerap menyerang tanaman sirsak, yaitu kutu bubuk (Dysmicoccus brevipes). Kutu ini menyebabkan akar tanaman berhenti tumbuh, membusuk, dan tanaman menjadi layu. Serangan penyakit ini ditandai dengan ujung daun yang menjadi kuning kemerahan. Kutu bubuk dapat bergerombol dalam jumlah yang sangat banyak pada buah sirsak. Pestisida diazinon dan malathion dapat membantu mengurangi serangan kutu ini.

Selain kutu, semut dan lalat juga merupakan jenis serangga pengganggu tanaman buah. Semut dapat diberantas dengan baik, musuh-musuh alaminya akan mampu menanggulangi hama ini. 

Buah dapat dibungkus untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh lalat buah. Semut paling takut rasa asam. 

Cara mengusirnya adalah dengan mengiris jeruk nipis jadi dua, peras, dan teteskan di sepanjang jalur yang dilalui semut. 

Oleskan juga bagian daging buah jeruk nipis pada jalur yang dilalui semut. Ini merupakan cara penanggulangan yang bebas racun, tanpa pencemaran, dan aman. Untuk lalat buah dan serangga pengganggu lainnya, Anda bisa mengatasinya dengan menyemprotkan obat antiserangga.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.



(Sumber Buku: Dahsyatnya khasiat Sirsak untuk banyak penyakit yang mematikan, Penuli: Wulan Joe)

Friday, 2 August 2013

ikan lele kolam terpal

Perawatan ikan lele kolam terpal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam terpal adalah sebagai berikut :
1. Penambahan air dan Pergantian air
Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan dari tinggi air 30 cm hingga menjadi 80 cm. secara bertahap setiap bulannya (dalam sebulan air perlu ditambah 15 – 20 cm).
2. Pergantian air dilakukan saat air mulai tampak kotor (hal ini ditandai dengan ikan mulai menggantung). Pegantian air sampai umur 2 bulan biasanya dilakukan 2 kali. Kemudian di bulan ketiga dilakukan 2 minggu sekali (hal ini dilakukan karena pada bulan ketiga pemberian makan semakin banyak dan populasi ikan semakin padat). Pergantian air dengan cara membuka saluran pengeluaran (paralon) hingga air tinggal sedikit (hampir kering). Pada saat pergantian air biasanya dilakukan penyortiran dengan memisahkan ikan yang pertumbuhan sangat cepat. Bila setelah pergantian air dilakukan beberapa hari kemudian air kelihatan coklat dan berbau anyir maka perlu dilakukan penambahan dan pengurangan air (sirkulasi air masuk dan keluar).
3. Pemberian TON (Tambak Organik Nusantara)
Aplikasikan TON setiap habis dilakukan penggantian air pada kolam dengan dosis yang sama seperti pada persiapan lahan, hal ini bertujuan untuk mencegah lele stress pada waktu penambahan air, ciri perlakuan TON ; air akan berwarna hijau cerah, menandakan banyak terdapat plankton.
4. Pemberian Pakan
Pemberian pakan lele dumbo harus disesuaikan dengan besar mulut ikan. Pakan yang diberikan adalah pakan dari pabrik Untuk kegiatan pembesaran ikan maka pemberian pakan awal adalah f 999 sampai umur ikan 2 minggu, kemudian 781-2 sampai umur ikan 2 bulan dan 781 sampai umur ikan siap panen yaitu 3 bulan. Perbandingan hasil panen dengan pakan yang diberikan adalah 1 : 1 (konfersi pakan 1 kg menghasilkan 1 kg daging ikan). Bahkan ada petani yang konfersi pakannya 0,8 : 1 artinya 0,8 kg pakan menghasilkan 1 kg daging ikan.
Penekanan biaya pakan yang diberikan dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan tambahan berupa usus ayam dan keong mas saat ikan berusia 1 bulan samapai 3 bulan.
Pemberian bangkai ayam atau usus ayam haruslah yang masih segar kemudian direbus lalu diberikan ikan. Sedangkan pemberian pakan keong mas dilakukan dengan cara merebus keong mas didinginkan dan kemudian dicungkil daging keong mas dengan lidi atau paku lalu diberikan pada ikan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk mempercepat pembesaran dan meningkatkan kualitas daging lele, berikan POC NASA dan Hormonik, dengan cara :
·      Larutkan 2 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik pada 1 liter air dalam hand sprayer.
·      Tiriskan pakan yang akan di berikan dalam wadah
·      Semprotkan tipis cairan POC NASA + Hormonik ke arah pakan secara merata
·      Angin-anginkan pakan sampai tidak terasa lembab

·      Pakan siap diberikan